Jam masih menunjukkan pukul 04:08 ketika hape berbunyi. Ah, ternyata pegawai Bank Pensiunan galau berinisial I-M-A dan M itu sudah tidak sabar untuk mendaki gunung bersama Revo tercintanya..eh, kekasih barunya..
Kemarin, 15 November 2012, enam orang nekad, dua diantaranya sedang dimabuk asmara, tidak ingin menyia-nyiakan liburan hanya untuk tiduran di kasur saja (seperti Iteung, bukan nama sebenarnya). Kesepakatan diambil, kami akan menuju Bromo melalui rute tersulit diantara jalur-jalur yang sudah ada. Lewat Tumpang, Malang, menapaki jalan tidak rata menuju desa terakhir sebelum Bromo, yaitu Ngadas, untuk kemudian bersepeda, meliuk-liuk menaklukkan kejamnya Samudera Pasir (Samudera jareee).
Kenapa harus mempersulit diri? Tidak ambil jalan yang lebih mudah? Jawabannya adalah kenarsisan dan levitasi.. Hamparan rumput dan pohon membuat hasrat berfoto.anda begitu besar..sebesar cinta Adi MS kepada Memes. Tak heran bila perjalanan yang bisa ditempuh selama 2-3 jam saja bisa molor hingga 5-6 jam untuk bikin foto levitasi.
Tidak hanya itu, selalu ada cerita di.setiap perjalanan. Seperti saat kami beberapa kali menemui pasangan suami istri romantis yang sudah sepuh (tua), naik vespa berdua menuju Bromo. Di akhir perjumpaan, kami menemukan mereka dan vespanya yang mogok di laut pasir. Rupanya, ada yang salah dengan perseneling sehingga mereka terpaksa mengeluarkan dana 300ribu untuk menyewa Jeep dan mengangkut Vespa ke bengkel terdekat.
Pengalaman lain? Kami menemukan sosok penyelamat. Ia adalah ibu penjual Pop Mie di kaki Puncak Bromo. Sebelumnya, kami memutuskan untuk kembali melewati laut pasir. Tapi, sang ibu menyarankan, "Daripada susah, lebih baik lewat Pasuruan saja."
Kata-kata yang seakan menjadi petunjuk jitu bagi kami. Lepas dari Bromo, motor Bro Priyo bermasalah di kampas kopling (kata pak Bengkel, 7 motor mengalami.masalah yang sama di hari itu). Sepeda asmara Pegawai Bank Penghobi Galau pun juga bermasalah. Untung kami menuruti nasehat Ibu Pop Mie di kaki gunung itu.. Bayangkan bila hal itu terjadi di Laut Pasir.
Inilah yang menjadi moral dari perjalanan kami. Jika memang ingin bersepeda motor melewati Laut Pasir Bromo, pastikan bahwa kendaraan anda benar-benar fit. Jangan berspekulasi, yakin bahwa motor anda bisa melakukannya tanpa harus servis terlebih dahulu.
Vespa pak tua, tujuh motor, dan seorang anak muda yang pingsan setelah terpental dan terbanting di pasir menjadi contoh bahwa kegembiraan juga memerlukan persiapan.